Menurut Sani Budiantini Hermawan, yang merupakan Psikolog Anak dan Keluarga mengatakan bahwa sebenarnya bahasa daerah tidak wajib atau terlalu penting untuk dikuasai anak-anak.
Berbeda dengan bahasa Inggris yang sangat dibutuhkan untuk berkomunikasi diberbagai daerah, bahasa daerah hanya dipelajari untuk memperkuat identitas daerah asalnya.
Namun jika tidak dibudidayakan dan diwariskan pada generasi berikutnya, bahasa daerah yang merupakan warisan budaya dari Negara kita ini bisa punah.
Seperti pada tahun 2018, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menyebutkan bahwa puluhan bahasa daerah sedang terancam punah.
Selain itu terdapat pula beberapa bahasa daerah yang telah dinyatakan punah, di antaranya bahasa-bahasa daerah yang berasal dari daerah Maluku dan Papua.
Untuk itu, sebagai langkah awal diharapkan bagi para orang tua agar mewariskan bahasa dan budaya sesuai asal daerahnya. Bagaimana caranya? Simak pembahasannya dibawah ini.
1. Beri Pemahaman Bahwa Bahasa Daerah Merupakan Warisan Budaya
Tidak dapat dipungkiri, bahasa daerah merupakan bagian dari budaya yang merupakan ciri khas yang membedakan suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya di daerah berbeda.
Bahasa daerah adalah jenis bahasa yang biasanya digunakan di suatu daerah tertentu saja dan merupakan bagian dari identitas daerah itu sendiri.
Bahasa daerah menjadi warisan dari nenek moyang dan bagian dari kekayaan budaya nasional yang perlu dilestarikan dan kalau bisa diusahakan agar jangan punah.
2. Membiasakan Bahasa Daerah di Lingkungan Keluarga Sejak Dini
Menurut penelitian yang ada, seseorang jauh lebih cepat mempelajari suatu bahasa pada usia anak-anak. Selain itu kebiasaan merupakan salah satu cara efektif untuk mempertahankan bahasa agar tidak mudah lupa.
Selain kebiasaan diri sendiri, kebiasaan dari orang-orang yang berada dilingkungan sekitar juga akan mempengaruhi si kecil.
Banyaknya waktu luang yang diberikan orangtua untuk berinteraksi kepada anak, dapat dimanfaatkan untuk turut mengajarkan bahasa daerah yang merupakan budaya masyarakat.
Selain itu jika orangtua terbiasa untuk berinteraksi kepada anak, memiliki banyak manfaat salah satunya orangtua akan mempunyai kemampuan yang lebih baik untuk membuat anak patuh.
3. Menciptakan Suasana Belajar yang Menarik
Tidak dapat dipungkiri lagi, penyebab utama yang menyebabkan bahasa-bahasa terancam punah adalah karena minimnya penutur (native speaker).
Orangtua dapat berinteraksi dalam bahasa daerah dengan anak-anak dan melihat kondisi atau situasi tertentu yang dapat disepakati bersama.
Dengan begitu, literasi bahasa daerah akan terlestarikan dan ditularkan kepada anak. Selain itu, awali dengan mengajari anak menggunakan kosa kata yang menarik.
4. Mengajak Untuk Melestarikan Bersama
Literasi bahasa daerah sebagai bagian dari budaya harus terus kita jaga sebaiknya dapat dilestarikan dengan diliterasikan baik yakni dapat membaca, bertutur dan mencatatnya.
Jika si kecil mencatat bahasa daerah, maka mereka akan memiliki nilai otentik/orisinalitas yang baik. Cara ini akan membuat anak akan mempunyai daya ingat yang lebih.
Orangtua dapat mengajak anak untuk dapat menanyakan sesuatu yang sulit dan menyuruh anak untuk mencatatnya.
Ini akan menghindari kekeliruan berbahasa dan tentu bisa menjadi langkah baik untuk menyempurnakan budaya berbahasa daerah.
Upaya-upaya inilah yang dapat mendukung kelestarian literasi bahasa daerah. Dengan menerapkan kebiasaan ini pada si kecil, secara tidak langsung kamu telah ikut serta dalam mempertahankan budaya.
Jadi gimana bunda? Apakah kamu tertarik untuk mengajari anak untuk belajar bahasa daerah asal ayah dan bunda?